MENULIS
Sejarah manusia dapat dibagi dalam
dua periode. Periode pertama, adalah era sebelum ditemukannya tulisan, dan era
kedua setelah tulisan dikenal oleh umat manusia. Sementara pakar berkata bahwa
tulisan dikenal pertama kali di Mesir sekitar 5000 tahun yang lalu, yakni
tulisan heroglifia yang berhasil diungkap rahasianya oleh Peneliti dan Orientalis
Perancis, Champollion (1790-1832 M). Ada juga yang berpendapat bahwa bahasa
pertama yang tertulis, ditemukan di Yangshau, wilayah Cina sekitar 4000-5000
SM.
Dalam literatur agama dikenal Nabi
Idris as. Banyak ulama yang merujuk ke Perjanjian Lama, menganggapnya sebagai
kakek dari ayah Nabi Nuh as. Di sana beliau dinamai Henokh. Nabi Nuh as.
menurut Perjanjian Lama adalah anak Lamekh, putra Metusalah putra Henokh (baca
kejadian V: 21-26) agaknya orang-orang Arab atau Al Qur’an menamai Idris
dengan mengambilnya dari akar kata darasa yang berarti belajar. Konon
nama itu disandangkan kepada beliau karena beliau adalah orang pertama yang
mengenal tulisan tau orang yang banyak belajar dan mengajar. Orang-orang Yunani
dan orang Mesir kuno manamainya Hurmus. Ada juga orang mesir yang
menamainya Tut. Siapapun beliau dan siapapun yang menemukan tulisan,
yang jelas tulisan merupakan anugrah besar atau katakanlah revolusi budaya
besar bagi makhluq Tuhan yang bernama
manusia. Dengan tulisan, manusia mampu mentransfer dengan jelas pengetahuannya
kepada generasi sesudahnya. Dengan tulisan, manusia, walau telah meninggalkan
pentas bumi ini, tetap mampu berdialog dengan orang lain yang masih hidup.
Memang, karya tulis seseorang dapat menjadi lebih panjang dari usia penulisnya sendiri. Dengan tulisan
pula manusia dapat menyimpan aneka pengetahuan dan informasi yang tidak
terbatas pada waktu dan ruang, selama bahan tulisan sulit–kalau enggan
berkata tidak dapat–lapuk. Penemuan tulisan merupakan salah satu dari tiga
penemuan manusia yang terbesar, disamping roda dan Api.
Allah bersumpah menyebut salah satu huruf fonemis, yang digunakan
bahasa Arab yaitu nun, dan bersumpah juga dengan Qalam (pena)
dan apa yang ditulis oleh para penulis. “Nun, demi Qalam dan apa yang mereka
tulis”. (QS. Al-Qalam[68]:1) Sumpah ini menunjukkan betapa penting
huruf-huruf dan rangkaiannya yang menghasilkan tulisan dan yang kandungannya
membawa informasi.
Dahulu alat tulis menulis adalah kayu yang
diruncingkan ujungnya, karena itu pena
dinamai qalam yang terambil dari akar kata bahasa Arab qalama
yang berarti memotong, misalnya memotong kuku. Pena kemudian berkembang. Masa kini, lahir
tekhnologi cetak mencetak. Dengan lahirnya cetak-mencetak, maka tulisan dan
informasi yang dapat dikandung dan ditransfer semakin meluas. Munculnya buku
elektronok, komunikasi tanpa kabel, semakin menambah kesempatan manusia untuk
meraih pengetahuan, dan semakin memperbesar volume pengetahuan manusia.
Pengetahuan tidak saja menjadi lebih banyak, tetapi kecepatan pelipat
gandaannya pun semakin deras.
[ Dr. Quraish Shihab, DIA DI MANA-MANA
“Tangan” Tuhan Dibalik Setiap Fenomena. Hal: 214-215]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar