Jumat, 07 Desember 2012

Khazanah Islam

MENULIS

Sejarah manusia dapat dibagi dalam dua periode. Periode pertama, adalah era sebelum ditemukannya tulisan, dan era kedua setelah tulisan dikenal oleh umat manusia. Sementara pakar berkata bahwa tulisan dikenal pertama kali di Mesir sekitar 5000 tahun yang lalu, yakni tulisan heroglifia yang berhasil diungkap rahasianya oleh Peneliti dan Orientalis Perancis, Champollion (1790-1832 M). Ada juga yang berpendapat bahwa bahasa pertama yang tertulis, ditemukan di Yangshau, wilayah Cina sekitar 4000-5000 SM.
Dalam literatur agama dikenal Nabi Idris as. Banyak ulama yang merujuk ke Perjanjian Lama, menganggapnya sebagai kakek dari ayah Nabi Nuh as. Di sana beliau dinamai Henokh. Nabi Nuh as. menurut Perjanjian Lama adalah anak Lamekh, putra Metusalah putra Henokh (baca kejadian V: 21-26) agaknya orang-orang Arab atau Al Qur’an menamai Idris dengan mengambilnya dari akar kata darasa yang berarti belajar. Konon nama itu disandangkan kepada beliau karena beliau adalah orang pertama yang mengenal tulisan tau orang yang banyak belajar dan mengajar. Orang-orang Yunani dan orang Mesir kuno manamainya Hurmus. Ada juga orang mesir yang menamainya Tut. Siapapun beliau dan siapapun yang menemukan tulisan, yang jelas tulisan merupakan anugrah besar atau katakanlah revolusi budaya besar bagi makhluq  Tuhan yang bernama manusia. Dengan tulisan, manusia mampu mentransfer dengan jelas pengetahuannya kepada generasi sesudahnya. Dengan tulisan, manusia, walau telah meninggalkan pentas bumi ini, tetap mampu berdialog dengan orang lain yang masih hidup. Memang, karya tulis seseorang dapat menjadi lebih panjang  dari usia penulisnya sendiri. Dengan tulisan pula manusia dapat menyimpan aneka pengetahuan dan informasi yang tidak terbatas pada waktu dan ruang, selama bahan tulisan sulit–kalau enggan berkata tidak dapat–lapuk. Penemuan tulisan merupakan salah satu dari tiga penemuan manusia yang terbesar, disamping roda dan Api.
Allah bersumpah menyebut salah satu huruf fonemis, yang digunakan bahasa Arab yaitu nun, dan bersumpah juga dengan Qalam (pena) dan apa yang ditulis oleh para penulis. “Nun, demi Qalam dan apa yang mereka tulis”. (QS. Al-Qalam[68]:1) Sumpah ini menunjukkan betapa penting huruf-huruf dan rangkaiannya yang menghasilkan tulisan dan yang kandungannya membawa informasi.
Dahulu alat tulis menulis adalah kayu yang diruncingkan ujungnya, karena  itu pena dinamai qalam yang terambil dari akar kata bahasa Arab qalama yang berarti memotong, misalnya memotong kuku.  Pena kemudian berkembang. Masa kini, lahir tekhnologi cetak mencetak. Dengan lahirnya cetak-mencetak, maka tulisan dan informasi yang dapat dikandung dan ditransfer semakin meluas. Munculnya buku elektronok, komunikasi tanpa kabel, semakin menambah kesempatan manusia untuk meraih pengetahuan, dan semakin memperbesar volume pengetahuan manusia. Pengetahuan tidak saja menjadi lebih banyak, tetapi kecepatan pelipat gandaannya pun semakin deras.
[ Dr. Quraish Shihab, DIA DI MANA-MANA “Tangan” Tuhan Dibalik Setiap Fenomena. Hal: 214-215]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Pesantren

PESANTREN TANTANGAN DAN HARAPAN DI ERA GENERASI MILENIAL Oleh : Abdul Kholiq * Prolog Tradisi Pesantren adalah sistem pendidika...