Jumat, 07 Desember 2012

Bacaan Islami


VALENTINE DAY
Fenomena Hari Kasih Sayang Dalam Pandangan Islam
Oleh : Abdul Kholiq Ibnu Thulabi el Qudsiy

Pada setiap tanggal 14 Februari di berbagai belahan dunia, orang beramai-ramai merayakan hari Velentine. Di negeri kita Indonesia, acara semacam ini juga tak luput dari antusias sebagian komunitas yang umumnya adalah anak muda, mereka turut menyambut gembira kedatangan perayaan yang populer disebut-sebut sebagai hari kasih sayang. Mereka menyebutnya sebagai hari kasih sayang, padahal sebenarnya mereka tidak tahu dengan pasti latar belakang sejarah perayaan tersebut, sungguh ironis sekali. Dengan demikian, sungguh tepatlah apa yang telah disabdakan 14 abad yang lalu oleh baginda Nabi Muhammad Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْراً بِشِبْرٍ وَذِرَاعاً بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَتَبِعْتُمُوهُمْ ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ « فَمَنْ » (رواه البخارى ومسلم وأبى داود وأحمد)
“Dari Abi Said al Khudry bahwasannya Rosullulah Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Sungguh kalian kelak akan mengikuti prilaku-prilaku orang zaman dulu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga andaikan saja mereka masuk lobang biawak sekalipun, niscaya kalian akan mengikutinya. Kami (para sahabat) bertanya: wahai Rasulullah apakah mereka itu orang-orang Yahudi dan Nasrani ? Nabi menjawab: Siapa lagi kalau bukan mereka !!” (HR. Bukhari, Muslim, Abi Dawud Dan Ahmad)
Mereka ikut sibuk mengeluarkan uang dengan nominal yang tidak sedikit untuk sekedar membeli coklat, bunga dan pernik-pernik khas Valentine lainnya untuk menunjukkan rasa kasih sayang di hari itu. Ada juga yang merayakan pesta perayaan ini dengan cara menghabiskan waktu bersama sang pacar, dan tentunya cara yang mereka lakukan tak jauh beda dengan cara luar negeri (barat) yakni merayakannya dengan ciuman, bahkan ada yang parah lagi yakni dengan berzina, Naudzubillah. Berbagai tempat hiburan, mulai dari diskotik (club malam), hotel-hotel maupun toko-toko, pasar swalayan dll.  turut ramai berlomba-lomba menawarkan acara serta pernik-pernik khas Valentine untuk meraup keuntungan dengan memanfaatkan moment perayaan ini. Dengan dukungan publikasi media massa seperti surat kabar, radio maupun televisi, sebagian besar umat Islam juga turut digoda oleh iklan-iklan Valentine Day tersebut. 
Berinjak dari fenomena itu, marilah kita kupas secara detail sejarah hari Valentine dan pencetus dari perayaan ini, yang kedatangannya selalu membuat dunia menjadi serba merah muda. Sehingga pada akhirnya menjadi jelas bagi kita, apakah perayaan ini merupakan bagian dari budaya Islam yang layak dikonsumsi dan dirayakan oleh masyarakat muslim, ataukah justru sebaliknya, ia termasuk budaya kufur yang harus kita jauhi???....
ـرِّ لَكِــنْ لِتــَوَقِّيـْـــــهِ
عَرَفْتُ الشَّرَّ لاَ للِشَّـــــــ
مِنَ النَّـاسِ يـَـقَعُ فِيـْـــهِ
وَمَنْ لَمْ يَعْــــرِفِ الشَّـــرَّ
 Keburukan yang aku ketahui, tidaklah hendak aku kerjakan, tetapi untuk aku hindari. Barangsiapa tidak mengetahui keburukan atau kejelekan, suatu ketika ia akan mengerjakannya”.

Sejarah Hari Valentine
Asal mula hari Valentine tercipta pada jaman kerajaan Romawi. Menurut adat Romawi, 14 Februari adalah hari untuk menghormati Juno. Ia adalah ratu para dewa-dewi Romawi. Rakyat Romawi juga menyebutnya sebagai dewi pernikahan. Di hari berikutnya, 15 Februari dimulailah perayaan ̀Feast of Lupercalia ́.
Kondisi kehidupan kehidupan saat itu, tidaklah seperti sekarang ini, para gadis dilarang berhubungan dengan para pria. Pada malam menjelang festival Lupercalia berlangsung, nama-nama para gadis ditulis di selembar kertas dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas kaca. Nantinya para pria harus mengambil satu kertas yang berisikan nama seorang gadis yang akan menjadi teman kencannya di festival itu. Tak jarang pasangan ini pada akhirnya saling jatuh cinta satu sama lain, lalu berpacaran selama beberapa tahun sebelum akhirnya menikah. 
Di bawah pemerintahan Kaisar Claudius II, Romawi terlibat dalam peperangan. Claudius yang dijuluki si kaisar kejam kesulitan merekrut pemuda untuk memperkuat armada perangnya. Ia yakin bahwa para pria Romawi enggan ikut program wajib militer karena terasa berat untuk meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Sehingga akhirnya, ia memerintahkan pembatalan semua pernikahan dan pertunangan di Romawi pada waktu itu.
Saint Valentine seorang pendeta yang cukup populer di Romawi pada zaman itu, menolak perintah tersebut. Ia bersama Saint Marius secara sembunyi-sembunyi menikahkan para pasangan yang sedang jatuh cinta. Namun aksi mereka diketahui sang kaisar, yang segera memerintahkan pengawalnya untuk menyeret dan memenggal pendeta tersebut. Dan Ia pun meninggal tepat pada hari ke-14 di bulan Februari pada tahun 270 M.
Berhubung saat itu rakyat Romawi telah mengenal Februari sebagai Festival Lupercalia, tradisi untuk memuja para dewa, dimana dalam tradisi ini para pria diperbolehkan memilih gadis untuk dijadikan sebagai pasangan sehari, serta perayaan Lupercalia sendiri dimulai pada pertengahan bulan Februari, maka para pastor memilih nama Hari Santo Valentinus sebagai pengganti dari nama perayaan itu. Dan sejak itu, mulailah para pria memilih gadis yang diinginkannya bertepatan pada hari Valentine.

Kisah St. Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ketiga. Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam. Ia sangat membenci kaisar tersebut, dan juga para rakyat. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, dengan merekrut semua pria di kerajaannya untuk bergabung dalam armada perangnya. Namun sayang, keinginan tersebut bertepuk sebelah tangan. Para pria enggan terlibat dalam perang, karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasihnya. Hal ini membuat Claudius sangat marah, ia pun segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila. Ia berfikir bahwa jika pria tak menikah, mereka dengan senang hati akan bergabung menjadi anggota militernya. Lalu Claudius melarang adanya pernikahan, dan para pasangan muda pun menganggap keputusan tersebut sangat tidak manusiawi.
Karena keputusan Kaisar bagi St. Valentine adalah merupakan ide aneh (irasional), maka ia pun menolak untuk merealisasikannya. Ia tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia/sembunyi-sembunyi. Aksi ini pada akhirnya diketahui oleh Kaisar, yang segera memberinya peringatan, namun St. Valentine tak bergeming dan tetap memberkati pernikahan dalam sebuah kapel kecil (biara, gereja kecil) yang hanya diterangi cahaya lilin, tanpa bunga serta tanpa kidung pernikahan. Hingga pada suatu malam, ia tertangkap basah saat memberkati sebuah pasangan. Pasangan itu berhasil melarikan diri, namun malangnya St. Valentine tertangkap. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis mati. Bukannya dihina, ia malah dikunjungi banyak orang yang mendukung sikapnya menentang Kaisar. Mereka melemparkan bunga dan pesan yang berisi dukungan lewat jendela penjara.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta itu adalah putri penjaga penjara. Sang ayah mengijinkannya untuk mengunjungi St. Valentine di penjara. Tak jarang mereka berbicara selama berjam-jam. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta itu. Ia setuju bahwa St. Valentine telah melakukan hal yang benar.
Di hari saat ia dipenggal,14 Februari. St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis itu atas semua perhatian, dukungan dan bantuannya selama ia dipenjara. Diakhir pesan itu, ia menuliskan : “Dengan Cinta dari Valentinemu.” Pesan itulah yang kemudian merubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai “hari kasih sayang”. Orang-orang yang merayakan hari itu mengingat St. Valentine sebagai pejuang cinta, sementara Kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Seputar Valentine
Fenomena perayaan Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari, urgen sekali (penting) untuk ditelaah dan difahami secara mendalam (intensif), terutama dari kaca mata (perspektif) agama. Dikarenakan kita sebagai umat Islam, tentunya aktifitas kehidupan yang kita jalankan sehari-hari sudah seharusnya disesuaikan/diselaraskan dengan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidup (falsafah). Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah Valentine Day.

1.       Prinsip / Dasar Valentine
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan pada pesta jamuan serta festival memuja para dewa bangsa Romawi kuno, di mana setelah mereka masuk agama Nasrani (kristen), maka ritual tersebut di rubah oleh pastor sebagai acara keagamaan yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine. Dengan demikian, cukup jelaslah bagi kita tentang prinsip dari perayan Valentine, yakni perayaan sebagai bentuk penghormatan kepada pendeta St. Valentine. Kalau sudah terang sedemikian itu, maka sudah seharusnya bagi kita ummat Islam untuk tidak merayakan hari Valentine. Agama Islam melarang ummatnya untuk meniru-niru perilaku orang kafir, Nabi Muhammad bersabda:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ تَشَبَّهَ ِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ . (رواه أبى داود)
Diriwayatkan dari Ibnu Umar beliau berkata: Rosulillah Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam bersabda: “Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian darinya”. (HR. Abu Dawud)

2.      Sumber Asal Valentine
Perayaan atau hari Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang dipelopori oleh pihak gereja. Bila kita ikut merayakan Hari Valentine tersebut, maka kita nantinya akan tersesat seperti mareka. Oleh karena itulah, sudah seharusnya kita sebagai ummat Islam untuk menolaknya (memboikotnya). Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ (البقرة : 120)
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”(QS. al Baqarah: 120)
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (الأنعام: 116)
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS. al An'am: 116)

3.      Tujuan
Menciptakan dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan hanya semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula berarti kita harus berkiblat kepada budaya barat yang kufur, seperti Valentine. Karena dengan mengikuti mode atau gaya budaya asing berarti telah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Padahal agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad berisikan kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam tanpa terkecuali, tidak cuma pada seorang kekasih, semenit untuk sehari dan sehari untuk setahun sebagaimana perayaan Valentine. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (الأنبياء : 107)
 Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”(QS. al Anbiyaa': 107 )
Dan Rasulullah Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda :
عَنْ أَنَسٍ عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ : لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رواه البخارى ومسلم وابن ماجه)
Diriwaytkan oleh Anas dari Nabi Muhammad Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam beliau bersabda:“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.(HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)

4.      Operasional
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta-pora dan menghambur-hamburkan harta untuk menyemarakkan perayaan tersebut dengan aneka ragam pernik-pernik khas Valentine. Hal ini bila kita tinjau dari norma agama Islam sangatlah kontras alias bertentangan, Islam sangat melarang praktik pemborosan harta. Perhatikanlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut:
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (الإسراء: 27)
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”(QS. al Isra': 27)
Modal yang begitu banyak yang dikeluarkan untuk acara Valentine akan sia-sia, karena kasih sayang yang dikumandangkan serta menjadi slogan dari Valentine adalah semu belaka, dan tidak direstui oleh Allah.
لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (الأنفال : 63)
Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.”(QS. al Anfal ayat 63)

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan asing (barat) yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah ini dengan dalih toleransi dan setia kawan. Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan, memuja-muja Valentine Day ??? Sudah semestinya kita menyadari sejak dini (saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati, cemburu ataupun meniru terhadap upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu ar Rahman dan ar Rohim??? Bukan hanya semenit untuk sehari, dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan pilihan mutlak dan utama, tiada yang sebanding dengannya.
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerusakan-kerusakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat melalui media massa, baik elektronik maupun cetak yakni televisi, majalah, tabloid dan sebagainya. Hal itu dikarenakan, ambisi yang ingin dicapai Barat sebenarnya hanyalah materi belaka. Hati mereka kosong dari nilai-nilai spiritual (rohani), jadi mereka bagaikan ibarat “robot” yang bernyawa.

Kasih Sayang Dalam Islam Serta Prinsip-Prinsipnya
            Pada dasarnya sifat kasih sayang adalah fitrah yang dianugrahkan Allah kepada semua makhluq. Pada hewan misalnya kita perhatikan begitu kasihnya kepada anaknya, sehingga rela berkorban jika anaknya diganggu. Naluri ini pun terdapat pada diri manusia. Dimulai dari kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya, dan juga sebaliknya kecintaan anak kepada orang tuanya, hingga dalam lingkungan yang lebih luas; lingkungan keluarga, tetangga, kampung, bangsa dan yang amat luas adalah kasih sayang antara manusia.
            Islam menghendaki agar kasih sayang dan sifat belas kasih dikembangkan secara wajar. Diawali dari kasih sayang dalam lingkungan keluarga sampai kepada kasih sayang yang lebih luas dalam bentuk kemanusiaan, malahan lebih luas lagi belas kasih kepada hewan-hewan sekalipun. Bila dirinci, ruang lingkup kasih sayang dapat dikelompokkan dalam beberapa tingkatan:
a.       Kasih sayang dalam lingkungan keluarga. Yakni kasih sayang orang tua kepada anak, suami pada istri, kasih sayang  antara saudara kandung dan sesama anggota keluarga.
b.       Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan kampung. Suatu pertalian kasih sayang  yang timbul dan tumbuh karena hidup bersama dalam suatu lingkungan tetangga dan kampung.
c.       Kasih sayang dalam lingkungan bangsa. Yaitu perasaan kasih dan simpati yang timbul akibat persamaan rumpun, suku bangsa, rasa senasib dalam yang menyangkut kenegaraan.
d.       Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan. Mencintai dan mengasihi sesama orang yang seagama, karena memandang saudara dalam aqidah dan keyakinan.
e.       Kasih sayang dalam bentuk prikemanusiaan. Mencintai sesama manusia atas dasar pengertian bahwa manusia adalah sama-sama berasal dari satu keturunan, asalnya satu bapak dan satu ibu.
f.        Kasih sayang kepada sesama makhluq (universal). Misalnya mengasihi hewan dan tumbuh-tumbuhan.

Dan bila kita perhatikan ayat-ayat al Qur'an maupun hadis-hadis Nabi dengan seksama, tentu kita akan mendapatkan pesan-pesan Ilahi yang merupakan  prinsip-prinsip kasih sayang dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
1.      Ayat-ayat al Qur'an.
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (المؤمن: 7)
Ya Tuhan kami, kasih sayang (rahmat) dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. (QS. Al Mu'min: 07)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ (الأعراف: 156)
…………. dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. (QS. al A'raf: 157)
كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ (الأنعام: 54)
…….Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang.. ” (QS. al An'am: 54)
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ (البلد: 17)
…… dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. (QS. al Balad: 17)

2.      Hadis-hadis Rosulillah Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رواه البخارى)
Tidaklah sempurna iman seseorang dari kalian, sehingga disukainya untuk saudaranya apa yang disukainya. (HR. Bukhori)
مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يَرْحَمُهُ الله (رواه البخارى)
Siapa yang tidak berbelas kasih kepada manusia, niscaya Allah tidak berbelas kasih pula kepadanya. (HR. Bukhori)
مَنْ لَا يَرْحَمُ مَنْ فِى الأَرْضِ لاَ يَرْحَمُهُُ مَنْ فِى السَّمَاءِ (رواه الطبرانى)
Siapa yang tidak bersifat belas kasih kepada yang ada (penghuni) di bumi, dia pun tidak dikasihi oleh yang ada (penghuni) di langit. (HR. at Thobaroni)
Memegang Teguh Prinsip Ajaran Islam Dengan Konsisten (Istiqomah)
Setelah kita ketahui bersama sejarah pencetusan hari Valentine, tokoh penggagasnya, asas maupun tujuan yang hendak dicapai dari perayaan tersebut, kiranya ada satu pertanyan yang harus kita jawab untuk mengukur keimanan kita sebagai seorang muslim. Apakah pantas, apakah patut, apakah dibenarkan seorang muslim ikut-ikutan merayakan Valentine yang jelas-jelas bukan bagian dari budaya Islam bahkan merupakan budaya kufur??? jawaban yang pasti adalah tidak pantas, tidak patut dan haram bagi seorang muslim ikut-ikutan merayakan budaya kufur tersebut.
Bila kita hendak berkasih sayang, tidak seharusnya kita mencontoh budaya-budaya kufur yang dipropagandakan sebagai festival kasih sayang (Valentine). Bukankah untuk menunjukkan rasa sayang kita terhadap teman, saudara ataupun keluarga, kita tak perlu menunggu datangnya tanggal 14 februari ??? Kita bisa menunjukkannya setiap hari, kita juga tak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah nominal yang lumayan banyak hanya sekedar untuk membeli coklat, bunga dan pernak-pernik lainnya sebagai ungkapan rasa sayang, cukup dengan perhatian yang tulus sudah termasuk bentuk kasih sayang kepada mereka. Kita yakin seyakin-yakinnya (haqqul yaqin) pada diri Rosulullah Shollallâhu 'Alaihi wa Sallam terdapat contoh suri tauladan dalam mengarungi kehidupan ini, termasuk dalam hal ini adalah mengungkapkan rasa kasih sayang. Allah  Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا (الأحزب : 21)
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. al Ahzab: 21)

Sebenarnya banyak sekali pesan-pesan agama baik berupa ayat-ayat al Qur'an ataupun Hadits yang memerintahkan untuk berkasih sayang antar sesama ataupun kepada makhluq disekitar kita –selain yang telah kami sebutkan di atas– yang menjadi bukti konkrit bahwa kasih sayang adalah ajaran Islam dan sudah seharusnya dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk disesuaikan dengan ajaran Islam itu sendiri, bukan malah meniru-niru budaya asing yang kufur sebagaimana Valentine ataupun lainnya.
Semoga Allah memberikan hidayah-Nya dan ketetapan hati kepada kita agar dapat konsisten (istiqomah) dalam mengaplikasikan (menjalankan) prinsip dan pesan-pesan agama Islam, sehingga pada akhirnya kita termasuk golongan dari hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, taat dalam mejalankan ajaran agama, amien. (Wallahu A'lam)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Pesantren

PESANTREN TANTANGAN DAN HARAPAN DI ERA GENERASI MILENIAL Oleh : Abdul Kholiq * Prolog Tradisi Pesantren adalah sistem pendidika...